owner: Alfan F. Rahman, Anak Didik dan Instrumen Pendidikan Islam, (Sorong: STAIN Sorong, makalah, 2014)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perspektif
pendidikan, termasuk di dalamnya pendidikan Islam, peserta didik merupakan
subjek sekaligus objek pendidikan yang memerlukan bimbingan orang lain yang
disebut pendidik, untuk membantu mengarahkan dan mengembangkan potensi yang
dimilikinya, serta membimbingnya menuju kedewasaan.
Dilihat dari segi
kedudukannya, peserta didik adalah makhluk yang sedang berada dalam proses
pekembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing. Mereka memerlukan
bimbingan dan pengarahan yang konsisiten menuju ke arah titik optimal kemampuan
fitrahnya.
Sedangkan instrumen atau
alat adalah suatu benda yang digunakan oleh manusia untuk mempermudah manusia
dalam kehidupan sehari-hari.
Lalu bagaimanakah instrumen
dalam pendidikan Islam? Di makalah ini kami akan memaparkannya untuk para
pembaca beserta hakikat peserta didik dan kebutuhuan-kebutuhannya.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, kami
menyimpulkan beberapa permasalahan yang akan kami bahas di makalah ini.
1.
Bagaimanakah penjelasan dari peserta didik dalam
pendidikan Islam itu?
2.
Bagaimanakah instrumen pendidikan Islam
itu?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peserta Didik Dalam
Pendidikan Islam
1.
Hakikat Peserta Didik
Secara etimologi peserta
didik adalah anak didik yang mendapat pengajaran ilmu. Sedangkan secara terminologi peserta didik adalah anak didik atau individu yang
mengalami perubahan dan perkembangan serta masih memerlukan bimbingan dan arahan dalam membentuk
kepribadian sebagai bagian dari struktural proses pendidikan. Ia memiliki bakat, memiliki kehendak, perasaan dan pikiran yang dinamis
dan perlu dikembangkan.[1]
Peserta didik adalah
para murid, siswa, atau mahasiswa, seluruhnya menjadi objek pendidikan. Dalam
pendidikan Islam, peserta didik tidak sebatas para anak didik, tetapi semua
manusia adalah peserta didik, bahkan pendidik pun dapat disebut peserta didik
karena tidak ada manusia yang ilmunya mengungguli ilmu-ilmu Allah swt.[2] Peserta
didik cukupannya lebih luas, yang tidak hanya melibatkan anak-anak, tetapi juga
pada orang dewasa. Sementara istilah anak didik hanya dikususkan bagi individu
yang berusia kanak-kanak.[3] Dalam dunia tasawuf, peserta didik adalah orang yang menerima pengetahuan
dan bimbingan dalam melaksanakan amal ibadahnya, dengan memusatkan segala
perhatian dan usahanya ke arah itu.[4]
Perlu diperjelas beberapa
diskripsi tentang hakikat peserta didik dan implikasinya terhadap pendidikan Islam,
yaitu:
a.
Peserta didik bukan
merupakan miniatur orang dewasa, akan tetapi memiliki dunianya sendiri.
b.
Peserta didik adalah manusia
yang memiliki perbedaan periodesasi perkembangan dan
pertumbuhan. Pemahaman ini cukup perlu untuk diketahui agar aktivitas
kependidikan Islam disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang
pada umumnya dilalui oleh setiap peserta didik.
c.
Peserta didik adalah manusia
yang memiliki kebutuhan, baik yang menyangkut kebutuhan jasmani maupun rohani
yang harus dipenuhi.
d.
Peserta didik adalah makhluk
Allah yang memiliki perbedaan individual, baik yang disebabkan oleh faktor
pembawaan maupun lingkungan di mana ia berada.
e.
Peserta didik merupakan
resultan dari dua unsur utama, yaitu jasmani dan rohani. Unsur jasmani memiliki
daya fisik yang menghendaki latihan dan pembiasaan yang dilakukan melalui
proses pendidikan. Sementara unsur rohaniyyah memiliki dua daya, yaitu daya
akal dan daya rasa. Untuk mempertajam daya pikir, maka proses pendidikan hendaknya diarahkan untuk mengasah daya pikirnya melalui ilmu-ilmu rasional. Adapun untuk mempertajam daya rasa dapat
dilakukan melalui pendidikan akhlak dan ibadah.
f.
Peserta didik adalah manusia
yang memiliki potensi yang dapat dikembangkan dan berkembang secara dinamis. Di
sini tugas pendidik adalah membantu mengembangkan dan mengarahkan perkembangan
tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan yang diinginkan, tanpa melepaskan
tugas kemanusiaannya, baik secara vertikal maupun
horizontal.[5]
2.
Kebutuhan Peserta
Didik
Kebutuhan peserta didik
adalah sesuatu kebutuhan yang harus didapatkan oleh peserta didik untuk
mendapatkan ilmu. Menurut Ramayulis, ada
delapan kebutuhan peserta didik yang harus dipenuhi, yaitu:
a.
Kebutuhan Fisik
b.
Kebutuhan Sosial
c.
Kebutuhan untuk Mendapatkan
Status
d.
Kebutuhan Mandiri
e.
Kebutuhan untuk berprestasi
f.
Kebutuhan ingin disayangi
dan dicintai
g.
Kebutuhan untuk curhat
B. Instrumen Pendidikan Islam
1.
Pengetian instrumen
pendidikan
Instrumen atau alat berarti barang yang dipakai
untuk mengerjakan sesuatu,[7]
pendidikan berarti usaha sadar dari pendidik untuk memberikan bimbingan atau
pertolongan kepada peserta didik agar bisa menjadi insan yang dewasa dalam segi
mental.[8]
Dan kata Islam berasal dari bahasa Arab yang berarti “selamat” (jalannya orang
– orang yang diberi petunjuk). Sementara itu, Islam menurut KH. Endang
Saifuddin Anshari yaitu agama yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw untuk
disampaikan kepada segenap umat manusia sepanjang masa yang mengatur segala
aspek kehidupan yang bertujuan mencari keridhaan Allah, rahmat bagi seluruh
alam dan bertujuan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, yang secara
garis besar terdiri atas aqidah, syari’at dan akhlak yg bersumber dari Alqur’an
dan hadist.[9]
Dalam praktek
pendidikan, istilah instrumen pendidikan sering diindentikkan dengan media
pendidikan, walaupun sebenarnya pengertian instrumen lebih luas dari pada
media. Namun yang dimaksud disini adalah instrumen pendidikan bukan media
pendidikan. Instrumen pendidikan adalah langkah-langkah yang diambil demi
kelancaran proses pelaksanaan pendidikan. Jadi instrumen pendidikan itu berupa
usaha dan perbuatan yang secara konkrit dan tegas dilaksanakan, guna menjaga
agar proses pendidikan bisa berjalan dengan lancar dan berhasil.
2.
Fungsi instrumen pendidikan
Fungsi instrumen
pendidikan dalam bentuk materi atau hardware yang dikemukakan
oleh Abu Bakar Muhammad sebagai berikut:
a.
Mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dalam
memperjelas materi pelajaran yang sulit.
b.
Mampu mempermudah pemahaman, dan menjadikan
pelajaran lebih hidup dan menarik.
c.
Merangsang anak untuk bekerja dan menggerakkan
naluri kecintaan menelaah (belajar) dan menimbulkan kemauan keras untuk
mempelajari sesuatu.
d.
Membantu pembentukan kebiasaan, melahirkan pendapat,
memperhatikan dan memikirkan suatu pelajaran, serta.
e.
Menimbulkan kekuatan perhatian (ingatan), mempertajam
indera dan melatihnya, memperhalus perasaan dan cepat belajar.[10]
Sedangkan instrumen
dalam perspektif pendidikan Islam berupa nonmateri (tindakan) lebih banyak
tujuannya untuk pembentukan pribadi yang baik atau sempurna atau yang
diistilahkan dengan insan kamil. Kesempurnaan itu ditandai dengan
teroptimalkannya seluruh potensi yang ada pada diri individu untuk kebahagiaan
hidupnya baik di dunia maupun di akhirat. Pendidikan Islam sangat berperan
untuk tugas itu, sehingga murid akan memiliki akhlak dan moral yang luhur.
Itulah yang membedakan pendidikan Islam dengan pendidikan lainnya.
3.
instrumen pendidikan
a.
Materi (Instrumen dalam Bentuk Benda/hardware)
Beberapa instrumen
yang berbentuk materi (instrumen yang berbentuk benda) dalam pendidikan Islam
yang sangat penting dalam dunia pendidikan adalah sebagai berikut:
1)
Pendidik
2)
Lembaga Pendidik
3)
Anak Didik
4)
Sarana dan Prasaran Pendidikan
5)
Perpustakaan
6)
Kecakapan atau kompetensi Pendidik
7)
Metodologi Pendidikan
8)
Manajemen Pendidikan Strategi Pembelajaran
9)
Evaluasi Pendidikan dan Evaluasi Belajar
b.
Nonmateri (Tindakan/software)
Berikut akan
diuraikan secara ringkas beberapa instrumen pendidikan dalam bentuk nonmateri
(tindakan/software) berdasarkan
perspektif pendidikan Islam itu sendiri, yaitu:
1)
Keteladanan
2)
Anjuran, Perintah dan Larangan
3)
Teguran
4)
Peringatan dan Ancaman
5)
Hukuman
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan
yang telah penulis sampaikan, akhirnya dapat
diketahui bahwa peserta didik tidak sebatas pada anak didik, tetapi
semua manusia adalah peserta didik, bahkan pendidik pun dapat disebut peserta
didik karena tidak ada manusia yang ilmunya mengungguli ilmu-ilmu Allah SWT.,
dan tentunya peserta didik membutuhkan instrumen-instrumen dalam proses
belajarnya. Instrumen tersebut adalah langkah-langkah yang diambil demi
kelancaran proses pelaksanaan pendidikan, berupa usaha atau perbuatan yang
secara konkrit dilaksanakan, guna menjaga agar proses pendidikan bisa berjalan
dengan lancar dan berhasil.
DAFTAR PUSTAKA
Marimba, Ahmad D., 1989, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung:
Al-Ma’arif.
Beni, Ahmad
Saebani dan Hendra Akhdhiyat, 2009, Ilmu pendidikan Islam, Bandung:
Pustaka Setia.
Anshari, Endang Saifuddin, 1978, Kuliah Al-Islam, Bandung: Pusataka.
Hasbullah,
2013, Dasar-dasar
Ilmu Pendidikan, Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Muhammad, Abu Bakar.
1981, Pedoman Pendidikan dan Pengajaran. Surabaya: Usaha Nasional.
Mujib,
Abdul, 2010, Ilmu
Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana.
Nizar, Samsul, 2002, Filsafat Pendidikan Islam; Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis, Jakarta: Ciputat
Pers.
Uhbiyati, Nur dkk., 1997, Ilmu Pendidikan Islam I, Bandung: Pustaka
Setia.
Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa.
Ramayulis, 2006, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia.
[2] Beni
Ahmad Saebani dan Hendra Akhdhiyat, Ilmu pendidikan Islam, Bandung:
Pustaka Setia, 2009, hal. 242.
[5]Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam; Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, hal. 48-50.
[7] Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat
Bahasa, 2008, hal. 36.
[8] Hasbullah, Dasar-dasar
Ilmu Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013, hal 1.
[9] Endang
Saifuddin Anshari, Kuliah Al-Islam, Bandung:
Pusataka, 1978, hal. 46.
[10] Muhammad Abu Bakar. Pedoman Pendidikan dan
Pengajaran. Surabaya: Usaha Nasional. 1981, hal.119.
No comments:
Post a Comment